Sejarah
Satelit adalah
benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu.
Ada dua jenis satelit yakni satelit
alam dan
satelit buatan.
Sedangkan
Palapa
itu
sendiri ialah
nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia.
Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh
Patih Gajah
Mada dari Majapahit pada
tahun 1334.
Satelit
ini
merupakan awal program Satelit Palapa yang
dimulai
sejak Februari 1975,oleh karena itu kontrak yang diberikan
ke Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and
Communication Inc.) dari Amerika Serikat saat itu termasuk
pembangunan 9 stasiun bumi, 1 stasiun kontrol utama, dan pengadaan 2
satelit (Palapa A1 dan A2). Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan
dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing. Pada kontrak terpisah, dibangun
total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel. Program satelit
Palapa yang mulai beroperasi sejak tahun 1976 ini menempatkan Indonesia menjadi
negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik
dengan menggunakan Satelit GSO.Nama
Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli
1975.
Satelit Palapa A1 adalah
satelit pertama yang dimiliki Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel.Satelit
ini dibuat oleh Hughes (HS-333).Palapa
A1
diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914, dan
beroperasi sejak tanggal 9 Juli 1976 hingga tahun 1983 .Koordinat
letak satelit 83° BT ,Menempati
orbit
GEO 83BT.Orbit
Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 (36000)km di atas permukaan
Bumi.Dikendalikan
oleh
Stasiun Pengendali Utama (SPU) di Cibinong, Jawa Barat.
- Coverage (Cakupan)
Satelit
Palapa generasi A1 didesain dan dibangun secara
khusus hingga mampu mengkonsentrasikan kekuatan sinyalnya pada seluruh wilayah
kepulauan Indonesia terutama pulau-pulau utamanya ditambah negara tetangga
seperti Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Setelah
memasuki
masa operasional, 6 dari 12 transponder Palapa A1 digunakan untuk aplikasi
teleponi, sedangkan 1 lainnya digunakan oleh Televisi Nasional dan 5 sisanya
digunakan sebagai cadangan. Satelit ini berhenti beroperasi pada bulan Juni
1985.Satelit
ini memiliki tinggi 3,7m (termasuk antena) dan berdiameter 1,9m. Antenanya
sendiri berupa piringan parabola berdiameter 1,5m. Pada saat peluncurannya,
satelit ini memiliki bobot 574kg,
sedangkan
bobotnya di orbit yaitu 297 pounds.
- Kapasitas Transfonder
Palapa
A memiliki 12 transponder dengan kapasitas sekitar 6000 sambungan pembicaraan
atau 12 kanal televisi berwarna atau kombinasi dari keduanya. Kontrak
menyatakan bahwa Satelit ini dapat beroperasi selama 7 tahun.
Gambar 1
0 comments:
Post a Comment